Tanaman cabe jamu merupakan komoditi
binaan Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar yang masih minim dengan
teknologi budidaya perakitan varietas unggul dan pemanfaatannya hanya
dalam skala sampingan. Umumnya tanaman cabe jamu yang ditanam di
Indonesia adalah berjenis Piper retrofractum Vahl. dan Piper longum L. Piper retrofractum Vahl atau dikenal dengan sebutan java pepper
(lada panjang Jawa) mempunyai bentuk daun dan batang kecil dan buah
yang besar, tetapi ukurannya lebih pendek dan rasanya lebih pedas. Piper longum L dikenal dengan sebutan bengal pepper (lada panjang India) mempunyai bentuk daun yang khas seperti jantung.
Sebagai sarana untuk mempercepat
teknologi budidaya varietas unggul berbagai penelitian telah dilakukan
walaupun penerapan di lapangannya masih belum maksimal. Sebagai awal
teknologi budidaya varietas unggul adalah dengan mengenal bahan tanam
cebe jamu.
Bahan tanam adalah bagian dari tanaman
yang digunakan untuk memperbanyak tanaman, baik secara generatif maupun
vegetatif. Bahan tanam harus berasal dari pohon induk yang sehat dan
telah diketahui silsilahnya, mudah dibiakkan dan produktivitas tinggi,
tumbuh normal serta memiliki perakaran yang kuat dan rimbun.
Bahan tanam dari cabe jamu dapat dikembangkan baik secara generatif maupun vegetatif yaitu melalui :
a. Generatif
Perbanyakan secara
generatif menggunakan biji jarang sekali dilakukan, karena tidak efektif
dan efisien. Masih membutuhkan waktu penyemaian yang cukup lama dan
sifat anakan yang dihasilkan belum tentu sama dengan induknya. Tanaman
yang dihasilkan juga menjadi tidak seragam dengan waktu berbunga yang
lambat. Perbanyakan ini umumnya hanya digunakan dalam skala penelitian
saja.
b. Vegetatif
- Kultur Jaringan
Cara perbanyakan dengan
kultur jaringan dapat mengasilkan sifat – sifat unggul, namun dimata
petani cara ini masih dianggap rumit dan kurang ekonomis.
- Rundukan
Rundukan dilakukan dengan merundukkan
cabang pohon induk sampai menyentuh tanah, lalu menutupnya dengan media.
Perbanyakan ini memiliki tingkat keberhasilan sampai 100%, karena
cabang yang diperbanyak tetap mendapatkan asupan makanan dari pohon
induknya.
Namun cara rundukan ini kurang efisien karena tidak dapat menghasilkan benih dengan volume besar.
- Pemisahan Anakan
Pemisahan anakan dilakukan dengan
memisahkan tunas anakan yang sudah mengeluarkan akar dari induknya.
Cara perbanyakan ini jarang digunakan karena tanaman cenderung lama
dalam menghasilkan tunas anakan.
- Setek
Metode setek merupakan
metode perbanyakan yang paling banyak diaplikasikan oleh petani cabe
jamu. Hal ini dikarenakan praktis, efisien, cepat dan memiliki sifat
yang sama dengan induknya (mempertahankan sifat induk). Setek juga cepat
melakukan proses regenerasi, cepat tumbuh akar dan menghasilkan anakan.
Setek yang digunakan dapat berasal dari
sulur tanah/sulur cacing, sulur panjat sulur buah dan sulur bergantung.
Dengan sulur panjat akan lebih cepat berbuah dibanding bibit dari sulur
tanah, namun untuk mendapatkan persentase tumbuh yang tinggi perlu
perlakuan khusus dengan pemeliharaan yang intensif.
Cabe jawa yang diperbanyak dengan
menggunakan sulur panjat dan sulur tanah menghasilkan jenis cabe jawa
panjat sedangkan apabila menggunakan sulur buah maka akan menghasilkan
jenis cabe jawa perdu. Penggunaan sulur buah untuk bibit jarang
digunakan dalam penanaman dalam skala luas, karena produktivitasnya
rendah meskipun cepat berbuah. (Yoviana E. A. – PBT Pertama)
0 Response to "" MENGENAL BAHAN TANAMAN CABE JAMU ""
Post a Comment