Memacu Pertumbuhan Benih Gurami Dengan Hormon Tiroksin
Ingin
ikan gurami anda cepat besar dan panen? Simak ulasan mengenai hormon
tiroksin yang dapat memacu pertumbuhan ikan gurami berikut ini.
Tidak
terkecuali pada ikan gurami, pakan dan cara pemberiannya merupakan
salah satu faktor penting dalam budidaya ikan, terutama komposisi pakan
dan kandungan nutrisinya. Protein, lemak, karbohidrat diperlukan oleh
tubuh ikan sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan dan diperoleh
dari pakan yang dikonsumsi. Selanjutnya, agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pakan yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme.
Proses
metabolisme dan pertumbuhan pada ikan dipengaruhi juga oleh faktor
hormonal, diantaranya adalah hormon tiroksin yang dapat ditambahkan
dalam formulasi pakan buatan yang bisa kita buat sendiri sesuai dengan
kebutuhan dan ukuran ikan gurami. Hormon tiroksin ini mampu membantu
untuk mengatur proses metabolisme pada ikan, memacu laju pertumbuhan
(Matty, 1982). Selain itu, hormon tiroksin yang dicampurkan atau
ditambahkan dalam pakan buatan juga mampu meningkatkan nafsu makan,
menambah berat tubuh dan meningkatkan kecepatan absorbsi makanan
(Guyton, 1983). Peran hormon tiroksin terhadap laju pertumbuhan ikan
sangat dipengaruhi oleh dosis hormon, dimana hormon tiroksin ini
mempunyai sifat biphasic, yaitu pada dosis rendah bersifat anabolik
(digunakan untuk sintesis senyawa baru), sedangkan pada dosis tinggi
bersifat katabolik (dioksidasi menghasilkan energi). Disamping itu,
peran hormon tiroksin juga dipengaruhi oleh ukuran dan umur ikan,
keadaan nutrisi pakan serta keadaan fisiologi ikan (Lam, 1985).
HORMON TIROKSIN
Menurut
Djojosoebagio (1996), tiroksin adalah hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid, yang disintesis dan disimpan didalam folikel serta
mengandung unsur yodium. Tiroksin termasuk hormon amina yang berasal
dari asam amino tiroksin yang mengalami modifikasi sebagai hasil
yodonisasi (pengikat yodium pada asam amino tiroksin) dan penyatuan dari
dua molekul asam amino tiroksin. Tiroksin memiliki struktur kimia
L-3,5,3’-triiodotironin atau T3 dan L-3,5,3’,5’-tetraiodotironin atau
T4. Matty (1985) mengatakan bahwa tiroksin memainkan peran dalam
pertumbuhan dan metabolisme ikan. Selanjutnya Hoar (1975) mengatakan
bahwa tiroksin terlibat dalam metabolisme protein secara langsung dan
tidak langsung walaupun pada saat tersebut belum ada informasi yang
cukup untuk menerangkan mekanismenya. Hormon tiroksin dapat dibutuhkan
oleh semua jaringan tubuh, khususnya bagi sel yang sedang tumbuh. Pada
proses metabolisme, tiroksin mempercepat reaksi glikolisis di hati.
Tiroksin juga meningkatkan penyerapan heksosa dari usus (Matty, 1982).
Turner
dan Bagnara (1976) mengkategorikan fungsi hormon tiroksin menjadi dua
kelompok, yaitu fungsi yang mempengaruhi metabolisme dan fungsi yang
meningkatkan pertumbuhan. Pengaruh terhadap metabolisme meliputi
kalorigenesis serta pengaturan sistem transpor air dan ion. Sementara
itu, pengaruh terhadap pertumbuhan terjadi melalui peningkatan laju
pertumbuhan jaringan homoiotermal dan pengaturan metamorfosis. Hormon
tiroksin merangsang laju oksidasi bahan makanan dalam sel dan dengan
demikian meningkatakan laju konsumsi oksigen, meningkatkan pertumbuhan,
dan mempercepat proses metamorfosis (Djojosoebagio, 1996).
PACU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI
Matty
(1985) menyatakan bahwa hormon tiroksin meningkatkan pengembalian dan /
atau penyerapan asam amino oleh usus sehingga terjadi peningkatan
konsentrasi asam amino bebas dalam plasma. Tiroksin berpengaruh terhadap
pertumbuhan hewan muda dan proses metamorfosisnya. Pengaruh utama
tiroksin adalah merangsang pertumbuhan sistem saraf dan tulang. Hormon
ini juga meningkatkan pertumbuhan ikan steelhead trout dan teleostei
lainnya dengan meningkatkan aktivitas pengambilan makanan (nafsu makan),
effisiensi makanan dan pembentukan rangka. Hormon tiroksin dapat
menyebabkan pertumbuhan normal pada tulang dan sebaliknya dapat pula
menyebabkan pertumbuhan abnormal (Higgs, 1983).
Penelitian Matty (1985) menunjukkan bahwa penggunaan tiroksin secara oral terhadap ikan trout pelangi (Salmo gairdneri) meningkatkan panjang dan bobot tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan panjang dan bobot ikan kontrol. Sedangkan pada penelitian Handayani (2001), pemberian hormon tiroid (triiodotironin) dengan dosis 10 mg/kg pakan pada ikan gurami dengan berat ikan uji 0.39 g/ekor sampai 21.99 g/ekor mampu meningkatkan aktivitas enzim protese dan lipase, hal ini menyebabkan retensi lemak dan retensi protein meningkat pula.
Penelitian Matty (1985) menunjukkan bahwa penggunaan tiroksin secara oral terhadap ikan trout pelangi (Salmo gairdneri) meningkatkan panjang dan bobot tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan panjang dan bobot ikan kontrol. Sedangkan pada penelitian Handayani (2001), pemberian hormon tiroid (triiodotironin) dengan dosis 10 mg/kg pakan pada ikan gurami dengan berat ikan uji 0.39 g/ekor sampai 21.99 g/ekor mampu meningkatkan aktivitas enzim protese dan lipase, hal ini menyebabkan retensi lemak dan retensi protein meningkat pula.
Hasil penelitian yang
dilakukan Subiyanti (2005) juga menunjukkan bahwa pemberian hormon
tiroksin T4 (L-3,5,3’,5’-tetrtaiodotironin) yang dicampurkan dalam pakan
buatan untuk benih ikan gurami umur 60 hari dengan protein pakan 32%
dan dosis hormon tiroksin 10 mg/kg pakan mampu meningkatkan aktivitas
pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan
rangka, meningkatkan laju metabolisme ikan dan merangsang sel-sel dalam
tubuh untuk melakukan proses oksidasi terhadap bahan makanan sehingga
meningkatkan laju pertumbuhan benih ikan gurami. Sedangkan penambahan
dosis yang lebih tinggi (> 10 mg/kg pakan) dalam pakan buatan dapat
menyebabkan abnormalitas pada metabolisme tubuh, seperti yang
diungkapkan oleh Djojosoebagio (1996) yang menyatakan bahwa individu
yang mengandung tiroksin dengan dosis yang tinggi diduga melakukan
metabolisme terhadap sel-selnya sendiri. Dalam hal ini kecepatan
pembentukan dan pengrusakan sel hampir sama, sehingga penambahan sel
baik jumlah ataupun ukuran relatif tidak ada. Hal ini juga didukung oleh
penelitian Subiyanti (2005) yang menyebutkan bahwa pemberian hormon T4
pada dosis yang lebih tinggi pada benih ikan gurami menyebabkan laju
pertumbuhan harian yang rendah.
Formulasi pakan yang digunakan (g / 100 g pakan) dengan penambahan hormon tiroksin (T4)
No.
| Bahan Pakan |
Jumlah (gram)
|
1.
| Tepung Ikan |
19.56
|
2.
| Tepung Rebon |
12.93
|
3.
| Tepung Kedelai |
30.16
|
4.
| Tepung Daun Talas |
30.35
|
5.
| Minyak Ikan |
3
|
6.
| Vitamin Mix |
2
|
7.
| Mineral Mix |
1
|
8.
| CMC (binder) |
1
|
9.
| Hormon Tiroksin (T4) |
0.001
|
Jumlah
|
100
| |
Kontribusi Protein (%)
|
32
|
Selain
itu, dengan pemberian hormon tiroksin (T4) dalam pakan buatan dengan
dosis 10 mg/kg pakan juga mampu meningkatkan effisiensi pemanfaatan
pakan yang diberikan (memberikan nilai FCR yang lebih rendah, yaitu
sebesar 1.94) (Subiyanti, 2005). Hal ini didukung oleh pendapat Guyton
(1983) yang menyatakan bahwa efek utama hormon tiroksin adalah
meningkatkan aktivitas metabolisme sebagian jaringan tubuh sehingga
kecepatan penggunaan makanan untuk energi sangat dipercepat. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan pertumbuhan dan effisiensi pemanfaatan pakan
benih ikan gurami disarankan dilakukan penambahan hormon tiroksin dalam
pakan buatan dengan dosis 10 mg/kg pakan agar kebutuhan energy benih
ikan gurami dapat terpenuhi. Hormon tiroksin ini dapat dicampurkan pada
saat pembuatan pakan buatan sendiri atau pada pakan buatan yang sudah
jadi (buatan pabrik).
(sumber:kkp.go.id)
0 Response to "" Memacu Pertumbuhan Benih Gurami Dengan Hormon Tiroksin ""
Post a Comment